Rabu, Maret 26, 2008

MARTIAL ART GROUND ZERO "Ground Grappling Games, Are you ready to play?"

Written by: Isan Aries Prasetya

When I heard about the phrase “Ground Fighting”…
I start to think it is just like playing the game.
So when you start to learn about ground fighting you’ll have so many tools to help you to finish the game.
Whether you’ll win or lose.
Just keep in mind, the key to success in the game is don’t ever let the opponent or the situation around you push you into the game.
Create your own game and you will win.
For example, we have to create some combination to win the game, remember all the techniques in ground grappling are connected to one another.
Like side mount + arm lock+ arm bar, they are brothers…they live for each other.
Once you have side mount position and then attack with arm lock, your opponent should defend by pulling his arm to protect from being submitted, you quickly change to arm bar…now you have your first Combo.
The Triangle and arm bar have similar relation.
You attack with arm bar and when your opponent defend by rolling and pushing his body forward he leaves an opening for triangle, you switch to that (triangle) and when he defends the triangle by pulling his arm and bring the arm to the same side of the body he may leave an opening for “omoplata” (Shoulder lock using the leg) the most exotic lock in BJJ.

Please visit this link; “Gracie VS Akebono”

http://www.youtube.com/watch?v=N0_svVIDORQ

And when you have all the sequences down, you really start to have the deadliest weapon ever by using it to create a solid game.

Isan Aries Prasetya

Selasa, Maret 25, 2008

Street Conflict Training

Written by: David

Working in conflict area will make your adrenalin pump up and physiologically stressed up. When facing that situations you need more then guts, bravery or martial art skill, you must have tactics, strategy, counterpart, imperturbability and understanding the local context on concern area.

“Conflict is simply conflict; it is internal, meaning within a country, if the protagonists are internally rooted and the cause of conflict can be identified as domestic. Here there does a rise a complication. The conflict may range from inability to communicate because of the depth of feeling and the gulf created by disagreements among the parties involved, to full-blown military hostilities among the same”.

Street conflict it’s still the same, its still a conflict also. I’ve got story back in the end of 2005 in Mota Ain, West Timor (Indonesia – Timor Leste border). The story goes that when my bus stop at Mota Ain bus terminal, My friend Jose got off to buy a pack of cigarettes. Lukas (Bus driver) came along and asked him also a pack of cigarettes. Jose said he did not have enough money. They started to argue. Lukas became very angry and attacked Jose. Jose hit back, wounding Lukas. All Lukas’s friends yelling “Hit him, hit him… “

I found my self in a dilemma. Should I help Jose, stop the fight, or stay put? If I attempted to help Jose, Lukas’s friends will attacked me and Jose, if I did not stop the fight some one could get killed, if I stay put Jose will be swarm overwhelm by Lukas’s friend.

Finally, cautiously I approached them and asked them to stop fighting, but instead of peace that I got was Lukas’s friends approached us with unfriendly face, holding wooden clubs, chopping knife, beer bottle and self-made rifle. I knew we have only 1% of survival if we fought them.

With the help of Mota Ain Preach, we persuade them to make peace. We invited them to go to one of the restaurant on bus terminal to settle the matter, we invited them to have drink “Sopi” (Fermented Enau Fruits) together. It’s a traditional ceremony to make peace reconciliation between Timorese warriors. Jose and Lukas sealed the bond of warrior brotherhood by drinking Sopi together and promised to live in harmony with the people around the border at Mota Ain area.

Based on the story above we can see that conflict can be triggered by small thing and could expand to much bigger case and the best way to have peace reconciliation is thru local context comprehension. In Timorese, conflicts always started by trivial things and expand to became tribal war.

If we found our self with that kind of situations, overwhelming by unfriendly mob, peace communications is the best thing to do, But if we can’t thru that! Fight like a hell to survive is the best options we can do.

In some circumstances may required pre-emptive action, which may or may not be violent, Situations awareness (It’s part of MAGZ training) that might avoid a dangerous situations developing.

In MAGZ your not only learn on how to fight and survive. You will be learn also on how to do pre-emptive action and situations awareness

David

GI Training

Penulis: Isan Aries Prasetya

*Dalam berlatih Ground Technique kami membiasakan pada para murid untuk memakai GI/Baju latihan. Hal ini bertujuan:
1. Membiasakan diri dengan kondisi yang tidak nyaman ( Rata-rata GI berbahan berat dan panas karena terbuat dari bahan yang berlapis tebal sehingga tidak mudah sobek ).
2. Mempermudah dalam belajar menggunakan Teknik ( Pegangan, bantingan dan kuncian)

*Facts:
Dengan memakai GI, kemampuan kita dalam berlatih selfdefense, counter dan striking akan semakin terasah, karena jika kita menggunakan GI dalam latihan maka lawan akan mempunyai banyak cara untuk menahan/membatasi pergerakan kita dengan cara mencengkram atau menarik GI yang kita gunakan.
Dengan membiasakan diri berlatih seperti itu kita akan banyak mendapat kemudahan untuk berlatih di level berikutnya ( Submission Grappling ).
Contoh:
Pada saat kita menggunakan GI maka lawan akan dapat memanfaatkan bagian lengan GI dan kerah GI untuk menghambat gerakan atau bahkan menyerang dengan teknik kuncian leher maupun variasi kuncian lengan.
Hal ini akan membangun kewaspadaan kita dalam permainan bawah.
GI juga membantu kita untuk mendapatkan/menerapkan/berlatih kuncian, sapuan, dsb.
Selain itu kita juga dapat mengasah kemampuan kita dalam hal keseimbangan dan yang paling penting BAGAIMANA KITA DAPAT BERTAHAN.


Isan Aries Prasetya

Senin, Maret 24, 2008

THE WAY WE TRAIN; Hard, Smart, Fun, and Win

Ditulis oleh: Isan Aries Prasetya
*Ground Grappling Technique
Pada saat awal latihan GroundGrappling…seperti biasa kami akan memberikan beberapa theory mengenai GroundGrappling, seperti mengapa kita harus berlatih permainan bawah.
Ada dua alasan yang mendasari hal tersebut.
1. Perhitungan data statistik real fight / pertarungan jalanan berakhir di bawah.
Contoh : Pada saat kita kehilangan keseimbangan, baik karena pukulan, tendangan, dorongan & tarikan lawan kita pasti akan jatuh.
2. Pada saat situasi seperti, dibanting & jatuh karena ”takedown” atau bahkan pada saat kita kehabisan tenaga untuk berdiri pasti akan bergumul di lantai.

*Facts :
Banyak dari kita yang tentunya akan merasa kaget/bingung/takut/panik ( saya sendiri pernah mengalami hal tersebut ) pada saat menghadapi permainan bawah.
Baik kita yang ditindih lawan or kita yang menindih lawan...
Orang yang berada di posisi tertindih pasti akan berusaha membebaskan diri, berontak karena merasa terancam, dan akan bertambah parah pada saat konsentrasi kita berantakan menerima pukulan lawan.
Kondisi ini juga kurang menguntungkan bagi orang yang menindih dan kurang pengalaman...
Mereka pasti akan mulai memukul lawan secara bertubi-tubi, tanpa memikirkan tepat apa tidak.
Hal ini bisa berlanjut sampai kita kehabisan tenaga.

Melihat 2 alasan di atas kita sebagai praktisi beladiri tentunya sangat memehami betapa pentingnya untuk menguasai atau paling tidak mengenal teknik permainan bawah.
Note : bagi standup fighter mengenal permainan bawah sangat berguna untuk kesempurnaan
Teknik beladirinya. ( bisa melakukan teknik antisipasi, dll ).
Tapi bear in mind, dalam pertarungan jalanan sebisa mungkin kita hindarkan main bawah, karena bila bertarung dibawah ada banyak tools yg dapat membahayakan kita, dari batu sampai pasir. tetapi bila memang perkelahian dibawah sudah kita hadapi, sebisa mungkin kita bisa menyelamatkan diri dari posisi yang tidak menguntungkan.
*Bagaimana dengan orang awam??
Berlatih MAGZ :
( orang awam di sini kami posisikan sebagai orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang beladiri dan ground technique )
Kami akan memberikan contoh kondisi pertarungan pada saat mereka ditindih atau menindih lawan ( dipraktekan langsung ke yang bersangkutan ).
Hasilnya sesuai dugaan, banyak dari mereka yang bergerak serampangan, memukul bertubi-tubi tanpa memikirkan stamina mereka...bahkan ada yang tidak melakukan apapun karena bingung dan bahkan panik...
( seperti yang Rekan David kemukakan di dalam tulisannya bahwa di dalam real fight amat dibutuhkan ketenangan, yang sangat sulit didapatkan apabila kita dalam kondisi stressfull karena panik tadi).
Panik disini banyak kemungkinannya, bisa karena terancam or karena tidak mengenal situasi ini sebelumnya.
So, what you waiting for, let’s join with us MAGZ!
Isan Aries Prasetya

Rabu, Maret 19, 2008

MARTIAL ARTS BROTHERHOOD ( Combat Academy Method )

Penulis: Isan Aries Prasetya

Persaudaraan adalah pondasi dan tujuan saya mengikuti beladiri.
Alangkah indahnya apabila di seluruh dunia semua terikat dalam tali persaudaraan yang erat. Mungkin gak akan ada perang, kelaparan, kemiskinan dan keahncuran dimana-mana.
Cita-cita saya terlalu muluk mungkin, tapi bukan tidak mungkin kan....
Saya ingin semua orang yang terlibat di dalam dunia beladiri adalah saudara, seperti pepatah masyarakat beladiri Tempo doeloe...
Nyatanya sekarang antar aliran saling menjatuhkan dan menghancurkan...
Untuk keadaan ini saya sangat setuju dengan filosofi dari ”AIKIDO”, karena bagi mereka tidak ada lawan, yang ada hanya kawan yang salah jalan dan kemudian kita bimbing dia ke jalan yang benar. ( Rekan-rekan AIKIDO yang terhormat, mohon pencerahannya )
Hal ini cukup dibuktikan dengan tidak adanya latih tanding dalam ajaran Aikido, karena menurut filosofi mereka itu hanya akan menimbulkan rasa persaingan satu sama lain, luar biasa.
Contoh lain, saat sangat jarang apabila kita sebagai paktisi datang ke sebuah dojo dan meminta bimbingan serta petunjuk melalui latih tanding, yang ada begitu kita minta hal tersebut akan dianggap tantangan terhadap dojo tersebut. Padahal banyak hal positif yang dapat kita ambil dari latih tanding antar dojo.
Rasa persaudaraan dan kebersamaan yang erat, ilmu yang bertambah, pengetahuan dan pemahaman akan beladiri juga akan terasa, begitu juga potensi yang ada dalam diri kita.
Dengan latih tanding antar aliran ( bukan kompetisi ) kita juga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, bahkan diri kita sendiri.
”Lawan yang paling menakutkan adalah lawan yang tidak kita ketahui asal-usulnya” (Tsun Zu).
Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengenal lawan maka kita akan memperoleh kemenangan yang pasti.
”I had fought 10000 battle and I never lost a fight, cause I never do battle that I can’t win” (Tsun Zu)
Makna dari kata tersebut bukan pengecut, tapi luar biasa cerdas…buat apa bertarung kalau kita kalah, kita memang tidak akan pernah tahu hasil dari pertarungan kita, tetapi dengan mengerti dan memahami situasi pertarungan dan kondisi lawan kita maka kemenangan mutlak di depan mata, tinggal usaha dan perjuangan kita untuk meraihnya..
Saya mendirikan COMBAT ACADEMY berdasarkan persaudaraan, Karena saya ingin prsahabatan antara teman, kolega, rekan, bahkan saudara sekalipun dapat tetap terjaga. Langkah pertama adalah persamaan Visi, semua anggota CA adalah pecinta seni beladiri, baik pengamat, praktisi, dll.
Kedua adalah Doktrin bahwa kita adalah saudara, yang terikat karena persamaan Visi dan tujuan.
Tujuannya adalah, membuat dunia menjadi lebih baik (terlalu muluk memang) tapi segala sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil.
Di CA kita sangat terbuka dengan aliran lain yang ingin bergabung, tidak memaksakan kehendak untuk mengikuti aliran beladiri kami ” SENSHONOGIJITSU” Feel Free to join, karena CA merupakan tempat dimana kita dapat belajar, memahami, tukar pikiran bahkan sampai persoalan bisnis yang lain.
Banyak yang telah datang dan pergi dari CA, banyak juga yang datang untuk latih tanding, nah kalau ini lain lagi ceritanya...
Apabila ada orang yang datang dan mengajak latih tanding, saya sebagai pendiri akan memastikan dulu apakah saya akan menang berlatih tanding dengannya, karena saya akan memastikan kemenangan 100%.
Simple, saya punya adat yang sedikit jelek menurut saya...Saya tidak suka untuk Kalah ( bukan gak mau kalah) hahaha...
Kalau dari hasil pengamatan saya tidak akan mampu melawannya, maka akan saya siapkan murid untuk melawan orang tersebut yang sudah pasti akan menang.
Namun seiring waktu berjalan terjadi perubahan besar dalam diri saya, tidak takut untuk kalah, tidak menolak untuk ( bukan berarti mengalah ) tapi tidak terlalu ngotot untuk menang, tetapi tetap berusaha maksimal.Karena melalui kekalahan kita dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri kita, sehingga kita dapat terus memperbaiki diri dan mengatasi semua kekurangan tersebut.



Isan Aries Prasetya

The Art of Senshonogijitsu

Penulis: Isan Aries Prasetya

Dari awal mengenal beladiri, hingga sekarang menjadi salah satu praktisi Beladiri…saya masih mempunyai keiginan atau cita-cita yang sama, yaitu memiliki Dojo dan aliran sendiri…
Alasan saya adalah begitu banyak teknik beladiri di luar sana yang sangat dahsyat dan mematikan akan tetapi sangat sulit untuk dipraktekan.
“semakin tinggi sebuah teknik, maka semakin sulit dan semakin jarang digunakan pada pertarungan”Royler Gracie (Gracie Jujitsu).
Teori itu membuat saya ingin mempermudah teknik-teknik beladiri menjadi lebih mudah digunakan atau diaplikasikan oleh semua orang.
Berawal dari perkenalan saya dengan “David” th 1998 kami berdua sepakat untuk menggabungkan teknik kami (pada saat itu saya masih aktif sebagai anggota BOXER TARUNG DERADJAT) dan David aktiv di JUJITSU. Berdua kami mendirikan sebuah aliran bernama “JUBOX RYU” yaitu campuran dari BOXER dan JUJITSU.
Seiring berjalannya waktu nama aliran kami berubah menjadi “PANCAGANA” ( Lima Teknik pertarungan tiga arena) saat itu anggota kami bertambah dan wawasan kami terbuka sehingga merekrut beberapa rekan kami untuk turut berbagi Ilmu dan mendirikan aliran bersama.
“Thanks to Rully, Ibah, Dodi, Catur, Arie, Bilal, Agus, Amer, Andre PA, Kiki”
Tanpa kalian Pancagana gak akan pernah berdiri.
Perubahan terus berlanjut di nama aliran kami yaitu “RONIN RYU” pada saat itu kami mulai menanamkan nilai-nilai dan filosofi pertarungan dan makna keberanian serta kejujuran.
Tidak berhenti sampai disitu, kami masih mengalami perubahan menjadi “DIAS SYSTEM” kali ini hanya alasan sepele, kami ingin nama kami ( DIAS adalah gabungan nama Ais dan David) menjadi nama aliran, seperti pendekar Zaman Jepang kuno yang menjadikan nama mereka sebagai aliran. (Hisamaru Takeuchi “Takeuchi Ryu” pendiri Jujitsu aliran Takeuchi).
Cukup lama kami aktiv di bawah naungan DiasSystem.
Akan tetapi kesibukan kuliah, kerja dan berbagai hal membuat saya dan rekan-rekan saya berpisah, terutama David yang mulai sibuk dengan pekerjaannya di bidang Security Consultant ( Masih inget Boss...)
Tapi keinginan saya mempunyai Dojo dan aliran sendiri tidak padam (walaupun sesungguhnya saya dan Rekan-rekan saya masih sering berkomunikasi), mungkin pada saat itu hanya saya saja yang masih belum terlalu sibuk sehingga masih bisa terus berusaha mencapai cita-cita saya.
Saya mulai mendirikan aliran ”SENSHONOGIJITSU” yang dapat diartikan ”sebuah teknik bertempur” kalimat ini saya dapat dari kutipan sepupu saya yang tinggal di jepang selama 19th.
Aliran ini saya dirikan dengan berbekal teknik ( Judo, Jujitsu, Boxer, Karate )
Karena menurut saya 4 teknik inilah yang sesungguhnya dapat mewakili cara kita bertempur. ( Mohon maaf untuk aliran Beladiri yang tidak saya sebutkan, karena saya masih merasa belum mampu untuk memahami dan mendalami aliran lain ).
Ke-4 teknik tersebut hanya 1 yang saya pelajari secara formal yaitu Tarung Dradjat.
(Thanks to Kang Rully, Kang Budi dan semua rekan Satlat BINTARO)
”Tanpa kalian saya tidak akan jadi seperti ini”
Saya mengambil beberapa teknik pukulan dan tendangan yang saya terapkan di Senshonogijitsu, karena menurut saya teknik pukulan dan tendangan TD sangat simple dan mudah untuk diaplikasikan atau digunakan dalam pertarungan.
Judo Tradisional saya pelajari dari Paman saya (nama dirahasiakan)
Judo Tradisional tidak berbeda dengan Judo yang sekarang kita kenal, hanya saja mereka lebih fokus kepada teknik bantingan yang mematikan. Sekitar ada 48 teknik bantingan yang saya pelajari dan hanya 8 teknik yang saya gunakan sebagai materi di SNGJ, karena lagi-lagi menurut saya ke-8 teknik itulah yang menurut saya lebih mudah untuk digunakan dalam pertarungan karena kesedehanaannya.
Untuk Teknik Jujitsu juga sama, saya mempelajari teknik Jujitsu Tradisional ( pada saat itu namanya masih YUYUTSU ), mungkin masalah pengucapan saja...tapi ternyata teknik yang dipelajari sangat menakutkan karena mereka banyak sekali teknik patahan...bahkan teknik bantingan yang melawan arah menjadi ciri khas mereka. Teknik ini juga saya pelajari dari Paman saya ( lagi-lagi nama dirahasiakan).
Karate juga saya pelajari dari orang yang mengajari saya Judo Tradisional (tetep dirahasiakan, hehehe) yang saya pelajari adalah karate aliran TAKAYAMA yang dikenal dengan pukulan lurus dan kuda-kuda yang dashyat ( menurut saya semua aliran Karate mengerikan ).
Semua teknik tersebut saya rangkum menjadi harmonis dan membentuk suatu gerakan yang selaras antara jiwa dan raga dalam ”SENSHONOGIJITSU”
Di sini adalah awal dari masa depan beladiri bagi saya, hanya sekedar info... dari aliran ini saya berhasil mendirikan 3 cabang.
Pertukangan Dojo, Tanjung Barat Dojo dan Bintaro Dojo.
( Thanks To Fardan and Team Pertukangan, Amer dan Team Tanjung Barat, serta Reza dan Team Bintaro ) ”Kalian semua adalah Orang-orang yang memberiakn inspirasi, ketabahan, dan kemajuan bagi saya dan SENSHONOGIJITSU.



Isan Aries Prasetya

Beladiri dan Pertarungan (Jujitsu Way)

Penulis: Isan Aries Prasetya

Beladiri, berkembang pesat di seluruh dunia…berawal dari India ( kalaripayat ), Cina ( Kungfu ), Romawi ( Pangkaration ), Jepang ( Jujitsu )…dsb.
Kali ini saya hanya akan membahas sedikit mengenai Teknik Beladiri dari Jepang yaitu Jujitsu.
Jujitsu adalah sebuah teknik membela diri yang berasal dari nenek moyang bangsa jepang pada Zaman “ JOMON” (5000th SM), hingga zaman “YAYOI” (abad II-III M).
Pada saat itu teknik membeladiri sudah berkembang hingga pada teknik pukulan, bantingan, tendangan dan kuncian.
Teknik tersebut bukan hanya digunakan membela diri dari gangguan manusia, tetapi juga serangan binatang buas yang sangat sering terjadi pada masa itu.
Mengikuti perkembangan Zaman Militer tepatnya Zaman Kaisar Nara, masyarakat militer jepang mengembangkan teknik berkuda, panahan, dan gulat “SUMO”.
Ketiganya mendapat tempat yang terhormat dan religius. Pada saat itu gulat Sumo dilakukan dengan pakaian lengkap.
Pada masa “HEIHAN” (794-1184 M) ada dua kelompok yang bertikai (Genji dan Heike) yang menyebabkan mobilsisasi besar-besaran para pendekar militer “Yaroigumi” (bertarung menggunakan pakaian pelindung) dan “Katchu Gumiuchi” (Bertarung menggunakan baju Zirah atau logam).
Jujitsu Mulai berkembang pesat pada masa transisi “Asuchi ke Momoyama” (1573-1615 M). Diawali oleh aliran “Takeuchi Ryu” (1532 M) aliran ini sangat terkenal dengan teknik patahannya dan merupakan teknik pertarungan tertua yang telah ditata dengan baik.
Pada akhir abad ke-16 Jujitsu berkembang di tengah keadaan politik dan perang serta situasi yang penuh huru-hara. Sehingga Jujitsu berkembang menjadi teknik berperang yang mengasah fisik dan kepekaan bathin. Keadaan ini terus berlangsung hingga akhir Zaman “EDO”.
Pada abad ke 19 ada sekitar 60 aliran jujitsu, yang paling terkenal adalah “Kito Ryu dan Tenjin Shinyo Ryu” yang sangat khas ( spesialisasi ) teknik patahan, dan Kata.
Jujitsu yang berarti Teknik yang halus, pada awalnya teknik membanting, patahan, cekikan, pukulan dan tendangan ditujukan untuk menghancurkan lawan yang kemudian berubah menjadi teknik melumpuhkan.
Akan tetapi “Jujitsu Way” adalah sebuah makna dari beladiri yang membangun manusia baik jasmani dan rohani.
Jujitsu tidak hanya mempelajari teknik fisik saja, tetapi juga mengasah jiwa dan pikiran kita menjadi suatu keharmonisan. Karena dengan fisik yang kuat, kita tidak dapat mengontrol hasrat atau keinginan kita apakah membangun atau menghancurkan.
Dengan berbekal pikiran saja maka tindakan dan keinginan kita tidak akan terwujud secara sempurna.
Semua dapat terwujud apabila kita melakukan latihan dan meraih hasil terbaik dari latihan tersebut.
Maka dari itu melalui latihan fisik dan mental yang terarah, giat dan mendalam dapat dihasilkan keharmonisan antara jalan pikiran, tindakan dan kematangan jiwa yang akan menciptakan sifat Ksatria dalam diri manusia.



Isan Aries Prasetya

Bela Diri bagi saya

Penulis: Isan Aries Prasetya

Saya mengikuti kegiatan beladiri semenjak saya kelas 4SD.
Waktu itu saya mengikuti Latihan Karate sampai sabuk Kuning dan kemudian tertarik dengan TaeKwondo hanya sabuk putih…kemudian vakum sampai saya SMP kelas 2.
Saat itu saya tidak terlalu mendalami 1 beladiri, saya gampang bosan.
Namun suatu peristiwa yang terjadi membuat saya memahami betapa penting menguasai teknik beladiri. Suatu saat saya pulang dari rumah teman saya sambil membawa games “sega” yang saat itu sedang populer, mungkin karena tampang dan pembawaan saya gampang dipalak ( hehehe…) kejadian itu terulang lagi, saya kembali dipalak di Pasar Mayestik sekitar jam 8malam oleh 3 orang dewasa, sekitar 20-25th. Untungnya kali ini saya menguasai sedikit teknik beladiri yang pernah saya pelajari yang saya gunakan pada malam itu, hasilnya sega saya hancur berantakan karena saya gunakan sebagai alat pembelaan diri., bahu saya sebelah kanan agak bergeser Karena dipukul dengan batu-bata.
Perjuangan saya berhasil, tukang palak itu lari karena…teriakan seorang ibu yang melihat kejadian itu dan membuat semua pelaku kabur.
Dari kejadian itu saya mengerti bahwa kalau saya mau menjadi kuat berarti belajar Teknik Beladiri tidak boleh setengah-setengah.
Dan itu berlaku untuk semua hal, karena apabila kita mempelajari segala sesuatu dengan setengah-setengah, maka kita tidak dapat memahami segala sesuatu dengan sempurna.
Contoh:
Banyak orang dapat memperagakan/mempraktekan bentuk dari “Armbar”
Tapi sedikit orang yang mengetahui “ kapan kita akan melakukan, dimana kita akan melakukan, untuk apa kita melakukan, bagaimana cara kita melakukan dan apa akibat dari teknik tersebut…dsb”.



Isan Aries Prasetya

Selasa, Maret 18, 2008

MAGZ. My life, My Way

Masih tentang MAGZ, kali ini di tulis oleh sahabat saya dan juga salah seorang Co-Founder MAGZ, Isan Aries Prasetya.


About me
Name: Isan Aries Prasetya
Age: 27
Hobbies: Writing, Reading, MartialArts, Movie
Interest: All Grappling And Throwing Techniques

Salam Satria!
Perkenalkan, Nama saya IsanAries Prasetya, lahir di Jakarta. Umur 27 thn.
Saat ini saya bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan Telekomunikasi swasta..
Saya juga adalah seorang suami, yang insyaAllah akan jadi seorang Ayah, Amien…
Saya sangat tertarik dengan bela diri terutama pada beladiri yang mengutamakan teknik ( Permainan bawah, bantingan, lemparan ).

Awal Ketertarikan dengan Beladiri :
Dulu waktu saya kecil saya termasuk anak yang penakut, lemah, dan mungkin agak sedikit cengeng…singkat kata “looser”. Yaah maklumlah, saya anak satu-satunya…gak punya adik, ataupun seorang Kakak.
Bukan tanpa alasan guyz, kedua orang tua saya sudah tiada…malahan saya gak pernah tahu wajah Ayah saya kecuali dari foto-foto.
Ayah saya meninggal sewaktu saya berada dalam kandungan, beliau kecelakaan mobil di daerah parung. Ibu saya meninggal pada saat saya berumur 3thn.
Saya tinggal dengan kakek dan nenek yang sudah saya anggap sebagai kedua orang tua saya.
Kakek dan nenek saya berasal dari keluarga yang sangat dekat dengan beladiri, beliau memperdalam ilmu kanuragan ( Silat Tradisional dan Tenaga Dalam ) yang diturunkan melalui garis keluarga yang terpilih. ( ilmu kanuragan tidak saya sebutkan berkaitan aturan yang berlaku di keluarga )
Kakek sangat ingin saya mengikuti jejaknya yang sangat mencintai beladiri…
Tapi saya sama sekali gak tertarik, sepertinya kok capek ya, sakit dan melelahkan.
Mungkin sudah gak terhitung ratusan kali kakek meminta saya buat ikut serta dalam kegiatan beladiri…dan saya selalu menolaknya.
Buat info saja, saya bahkan gak suka sepak bola, basket, renang…dll.
Gampangnya saya gak suka olah raga!!!
Sampai suatu saat, saya terlibat perkelahian ( sekitar kelas 3 SD )
Waktu itu saya dikeroyok anak dari komplek lain sekitar 5 orang yang ingin “memalak” sepeda yang saya miliki.
Saya sih selamat, tapi sepeda gak tertolong…mulai saat itu saya ingin menjadi kuat…
Salah satunya saya mulai melihat beladiri sebagai suatu sarat untuk menjadi kuat.

Isan Aries Prasetya.

Senin, Maret 17, 2008

Street Fight Mixed Martial Art; MAGZ System

MAGZ it’s not a sport, and there are no specific uniforms. It’s designed to highly adaptive and practical training using drill and sparring. It focuses on body controlling (knees, elbows, neck, waist, ankles, shoulders, and head), real-life conditions (street fight or life threatening situations) and grappling.

Basic principles in MAGZ are;
- Go from defending to attacking as quickly as possible.
- Use body natural reflexes
- Strike at any vulnerable point
- Use any tool or object available to you
- You're not going to care how much damage you're going to cause.
- Cause as much damage as possible and run.
- Do not try to prolong a fight. Do what needs to be done and escape.

MAGZ origin and influences by other Martial Art such as, Karate, Thai Boxing, Classic Jujistu, Brazilian Jujitsu, Wrestling, and Krav Maga. We combine and develop from those Martial Art and make it more different.

In MAGZ training, we try to make the training conditions as real as possible, under worse-case conditions or from disadvantage positions, for example: against multiple attacker, when protecting some one else or against armed opponent.

MAGZ training consists of full-contact drill and sparring intended to familiarized the student with the stresses of violent situations.

Kamis, Maret 13, 2008

“Winners never quit and quitters never win”

Satu kalimat yang saya kutip dari seorang pelatih Green Bay Packers, NFL, Vince Lombardi yang selalu menginspirasi saya. Beliau berhasil menangkan NFL league 5 kali dalam 9 tahun melatih.

Di setiap petarungan, perjuangan, dan pertandingan yang kita hadapi pasti akan menghasilkan kemenangan, dan kekalahan yang kita rasakan. Bila hasil imbang yang kita dapat, ego manusia tetap akan merasakan kekalahan atau kemenangan.

Di kekalahan, kemenangan, kegagalan, atau kesuksesan terdapat hikmah yang didalamnya yang dapat kita petik, rasakan, olah, dan dicerna agar dapat membuat kita tetap bangkit, maju, berkembang, dewasa, dan besar.

Bila kemenangan atau kesuksesan yang kita dapat, janganlah kita berhenti disana, tetaplah bergerak, jaga posisi kita, expand kemampuan kita, improve strategy kita, karena kemenangan atau kesuksesan tanpa dilanjutkan langkah untuk belajar dan berlatih untuk berkembang hanya membuat kemenangan atau kesuksesan menjadi hampa tanpa isi.

Bila kegagalan atau kekalahan yang kita dapatkan, janganlah kita lesu, lunglai, atau menyerah. Bila itu yang kita dapati, belajar lah dari kekalahan atau kegagalan kita, improve strategy kita. Pelajari kenapa kita bisa mendapatkan kekalahan, mengapa lawan dapat mengungguli kemampuan kita, “Get out from your shell and explore”. Belajarlah dari apa yang kita dapatkan lalu pahami semua variable, agar kita dapat mengambil sari nya dan memanfaatkan nya. Pahami setiap pengetahuan yang kita dapat. “Knowledge without understanding is nothing”.

Selalu melangkah, selalu bergerak, selalu belajar dan berlatih akan membuat kita berkembang dan berkembang. Learn from the experienced, because experienced is a brutal teacher and a good one also!. Kita bisa petik pelajaran dari kekalahan Zatoichi, Pendekar buta asal Jepang, yang terluka, dan tewas di karenakan lawannya melakukan strategy diam statis untuk dapat mengalahkannya.

For all of you who are Student, Entrepreneurs, Fighters, Martial Artist and etc. Keep on Training, training and training..... Learn, learn and learn…… If you fall, get up, stand up, move and strike again! you already had your victory. “Winners never quit and quitters never win”.

Rabu, Maret 12, 2008

MAGZ

Small example that you could get in MAGZ.

Urban tactical, Hand to hand CQC (Close Quarters Combat), and etc.

In MAGZ Survival Fight, main principles are:
1. Do as much damage in as little time as possible.
2. Change from defending to attacking as quickly possible (including simultaneously).
3. Use items around you as weapons.
4. Be aware of everything that is happening around you.

MAGZ learn & develop from each others and among others........

No Guts... No glory.....

Selasa, Maret 11, 2008

Mixed Martial Art, Krav Maga and Conflict Zone

Semenjak saya mengenal beladiri sampai saat ini, beladiri memegang fungsi yang sangat signifikan dikerjaan dan kehidupan saya. Sulit memang bila dipahami sejak kecil sudah mengenal bertarung sampai bekerja selalu berada di daerah konflik.

Sewaktu Aceh masih bergejolak dan sedang dilanda musibah tsunami, peran beladiri jelas sangat membantu saya menjadi lebih tenang dalam bekerja. Pada tahun 2005, (tanggal dan bulan saya rahasiaan) konvoi kiriman dari Banda Aceh menuju Meulaboh di ambush GAM di tengah hutan (Tempat dirahasiakan karena demi rekan-rekan TNI dan ex-kolega saya). Walau konvoi di jaga oleh personnel TNI rasa aman tidak kita dapatkan. Bertamengkan besi baja di dalam truk angkutan, suara peluru dan teriakan semua orang membuat atmosfere sangat menakutkan. Walau kejadian ini hanya terjadi +/- 10 menit tetapi serasa 1 jam.

Dalam Krav Maga Survival Fight kita diberikan materi bagaimana menghadapi kondisi semacam ini dan se-real mungkin... Jadi sangat membantu team to cope this stressful conditions.

Begitu juga di Mimika dan pedalaman Wamena, Papua. Beladiri bagi kami, adalah unsur terpenting dalam bekerja dan team work. Tiap kali bentrokan suku berlangsung, kami yang berada 'ditengah-tengah' menghadapi tombak panjang dengan expandable baton adalah situasi yang sangat sulit, ditambah iklim daerah yang panas-dingin. Bila itu terjadi hand-to-hand combat dan Stick fighting pasti tidak bisa kami elakan. Badan bengkak dan biru, Jari tangan terpelintir adalah hal yang biasa kami hadapi selama 3 bulan disana. Ke inginan hati adalah menghindari setiap konflik yang mereka hadapi tetapi apa boleh buat bila kita menghindari, kita tidak boleh masuk ke dalam suku atau perkumpulannya, karena bagi mereka Laki-laki adalah kaum pejuang yang tidak boleh lari disetiap perang, bila itu terjadi the person will be exile immediately by their village chief.

Di setiap conflict zone, understanding on local context are vital keys to survive.

This post are dedicated to "team" and TNI personnel that had been help us to settled our job!.
("Place & Time is our secrecy").

Senin, Maret 10, 2008

What's feel like? Fighting and Baby sitting

Bagi saya ini adalah pertanyaan yang sangat bagus dan sangat sulit.
Karena apa??? karena fighting dan Baby sitting mempunyai tingkat stress dan kesulitan yang hampir sama...

Menjaga Bayi berumur 15 bulan yang baru belajar jalan dan bicara adalah sangat melelahkan dan stressfull, dimana apa yang dia mau dan apa yang dia rasa sangat sulit kita pahami (Ini bagi saya sebagai Ayah muda, yang baru mempunyai anak... hahahaha......).
Kalau kita tidak sabar, bisa-bisa kita lose temper malah bahaya....

Begitu juga dengan Fighting klo kita lose temper di ring, arena, diatas matras atau di jalanan, wahhhh... bahaya banget karena bisa jadi back fire buat kita!.

Makanya saya sangat respect dengan seorang Ibu pada umum nya, dan Istri saya pada khususnya. Di mana mereka bisa bekerja multi tasking yang tidak bisa di hadapi oleh banyak laki-laki... Jadi siapa sebeneranya yang bisa kita kasih Title Fighter dalam hidup ini... Bagi saya adalah seorang Ibu dan Istri!.

They are the best and fabuloust FIGHTER.

Sabtu, Maret 08, 2008

Tips menghadapi pertarungan jalanan

Setelah lelah latihan ingin rasanya bagi-bagi tips bagimana mengadapi pertarungan jalanan.
Bear in mind! ANYTHING GOES.... berlaku dalam pertarungan jalanan.

Yang paling penting dan dalam hal ini adalah, sebisa mungkin kita tidak panik dan tetap tenang (that's very difficult).
Agar mendapatkan feeling tersebut, latihan, latihan dan latihan adalah kata kunci nya.

1. Jangan Over Confident! karena sifat seperti itu dapat membahayakan diri sendiri.

2. Do not lose temper / Don't you let anger controling you!

3. Rasa takut harus ada karena dengan rasa takut kita bisa lebih berhati-hati dan aware akan kondisi sekeliling.

4. Bila yang kita temui adalah situasi perampokan/pemalakan. Ingat! posisi yang punya kendali adalah yang perampok bukan kita. Jadi, bila situasi yang kita hadapi membahayakan diri dan yang lain, kita ikutin apa permintaan nya.

4. Bila situasi yg anda hadapi, anda nilai dapat menguntungkan kita, etc; dapat memukul rahang bawah/ jakun perampok, pukulah dengan telapak tangan/kepalan, lakukan lah dengan cepat dan kuat. Jangan gunakan tendangan tinggi!!!, tendanglah kaki/dengkul atau kemaluan perampok dengan kuat dan cepat.

5. Bila memang situasi yang anda hadapi masih memungkinkan anda berlari, larilah.. karena itu juga salah satu bentuk bela diri. (Hehehehe.... I'm Serious!)

6. Untuk tips selanjutnya yang lebih comprehensive, Come and joint us, with MAGZ....
You will find more...

We train, We learn and We develop with each others & among others....

Jumat, Maret 07, 2008

MAGZ in training

Keterangan gambar, dari kiri ke kanan:
David (MAGZ Founder. Style: MMA/Freestyle), Ade (MAGZ student), Dodi (MAGZ First student, First MAGZ Fighter), Nanda (MAGZ Student), Isan Aries (MAGZ Founder. Style: MMA/Grappling).


Wanna see MAGZ in training...

Walau fasilitas masih kurang memadai sampai saat ini, tapi semangat dan niat latihan kita tinggi.
Latihan di bawah langit mendung...semangat masih ok ......
Kami akui Tim masih sangat kurang tapi latihan street fight kita dalami sangat-sangat...



Latihan bermulai dari stand up dengan striking, and kicking.... berlanjut dengan applikasi pertarungan jalanan....
berlanjut dengan grappling......
















































Wanna joint us......

NO GUTS..... NO GLORY.......................

Kamis, Maret 06, 2008

Krav Maga Survival Fight

It's been two bloody years learning Krav Maga and its quite difficult for me to connect and interact with this martial art since these Martial Art are come from Israel, and related with their intellegent reputations and I'm came from Moslem society.... I know what you think.... don't be wrong... I'm the 'good guy' here.... It's ain't related with any kind of politics and any kind of movement. MAGZ are for every one!!.

All I know first time, I thought that Krav Maga will be the same Martial Art that I knew, Karate, Tae kwon Do or Jujitsu... But it's really different, this Martial Art it's used for Military for their self defense.

I learn Krav Maga on their Survival Fight technique. It's covering stress management training and overhelm fight. This technic is very applicable when you are in conflict zone and facing mob with large number.
You will know how you can deal with it and how you can counter it... it's very, very, very, harsh and hard training to cope with since I'm came from stable and peaceful nation, Indonesia.

It's very good to know that technique, learning on how their society deal with that kind of situations.

I mixed Krav Maga with our own style and I believe it will be useful for MAGZ student to cope with any kind of fight situations.... that's why MAGZ are Street Fight Mixed Martial Art.

MAGZ Basic Training

In this session I would like to introduce you, our Mixed Martial Art system, MAGZ Basic Training. Our training system are divided into three main subject:

1. Stand up;
it's cover on striking, kicking, elbow, knee, and "body shield", it's a methode on how to made you body sturdy like shield.

2. Grappling;
It's cover on submission, throw, joint-lock, choke, etc.

3. Survival Fight;
It's cover on stress training, GUTS, overhelm fight and weaponry fight.

All student must completed all training system in minimum 2,400 hours.

Students who passed all training system will have Fighter certificate and also have an opportunity to participate in Indonesia MMA championship and also Krav Maga champioship (TBC).

Street Fight Experienced

Berkelahi adalah sisi manusia yang paling purba yang pasti ada di setiap diri manusia, kecuali orang-orang suci pasti nya.

Bagi saya, berkelahi sudah saya rasakan sejak kelas 5 SD. Hanya gara-gara memperebutan sebuah sapu ijuk, perkelahian tidak bisa di hindarkan. Saya masih ingat pada saat itu, pada saat saya mencoba merebut sapu ijuk tersebut dari tangan teman saya, (Arief nama depannya, saya lupa nama panjangnya, how are you mate?) lalu dia melemparkannya ke arah saya dan jatuh pas di kepala saya, bocorlah kepala saya karena ujung dari sapu ijuk tersebut ada sebuah paku.. (sampai sekarang bekas luka tersebut masih membekas dan bisa terlihat hehehe....).

Tanpa pikir panjang, saya lari dan menendang telak di arah bagian perut teman saya yang akhirnya dia tersungkur dan mengerang kesakitan...
Cerita ini berakhir di Kantor kepala sekolah dengan orang tua dari kedua belah pihak di pertemukan, dan hasil nya saya kena skorsing.... 3 hari. Yang ada setelah masuk, malu yang saya rasakan hahahahaha.........

Perkelahian kedua terjadi lama setelah peristiwa itu. Untuk yang peristiwa yang satu ini sangat, sangat, sangat saya ingat karena sangat membekas didiri dan hati saya...
Tepat nya hari minggu, tanggal 9 February 1997, Jam 15:25 di seberang Plaza Bintaro tepatnya di koridor Rumah Toko.
Pada saat itu saya ingin pulang setelah bermain di Plaza Bintaro. Saya mengambil jalan ke arah Ruko karena itu adalah jalan pintas dan juga mudah untuk naik angkot pulang. Tapi yang terjadi pada saat itu saya di apit 3 orang dewasa yang meminta dompet dan sepatu saya. Keringat dingin bercucuran dan ketakutan menyelimuti.....
Saya ingat pada saat itu salah satu dari 3 orang tersebut merangkul saya, satu nya lagi berdiri di samping saya dan yang satu nya lagi berada didepan saya sambil berusaha menyopot sepatu saya... dengan tanpa pikir panjang dengan refleks saya menghajar orang yang depan saya dengan dengkul dan memukul rahang bagian bawah orang yang ada di samping saya...
Kedua orang tersebut jatuh tak sadarkan diri... tapi... apa yang terjadi saya tidak mengetahui orang yang ketiga ada dimana dan sedang apa?
Tiba-tiba sebuah kayu mendarat dibagian kepala belakang saya. Kaget, pusing, pengelihatan seperti monitor TV yang baru saja dimatikan, gelap beberapa saat....
Nyaris tak sadarkan diri dengan posisi sujud, saya tak tahu lagi apa yang terjadi pada 3 orang dewasa tersebut, setelah beberapa menit kepala merasa berputar-putar, ke-3 orang tersebut sudah tidak ada di Crime Scene..... sepatu dan dompet tetap berada di posisi nya masing-masing.
Selanjutnya saya lari berbalik arah, naik angkot apa saja yang ada.... kepala pusing, bener-bener pusing hahahaha..........

Zaman saya SMA perkelahian memang sering terjadi terutama antar Geng kampung. Saya tinggal di pinggiran selatan Jakarta. Perkelahian antar geng kampung hampir setiap minggu terjadi biasanya terjadi di karenakan coret-coretan nama geng di tembok, rebutan tempat parkir atau karena saling lihat-lihatan, hal yang sangat sepele..
Kita sebut pertarung jalan ini "nge-pet". Biasanya seseorang yg akan menawarnakan "nge-pet" ke orang lain geng yang dia tidak suka. Kata "nge-Pet" berasal dari kata Fight yang di spelling salah pada saat itu...
Walau pertarung yang kita alami pada awalnya satu-lawan-satu tetapi tetap saja pada akhirnya berujung keroyokan.... hihihii..... (bagi teman - teman sekampung yang baca Blog ini, Hi Guys postingan ini gue dedikasiin untuk kalian semua.... "nge- peeetttt".. hahahaha.....).

Selanjutnya saat saya kuliah, perkelahian jalanan terjadi kembali, namun tanggal nya saya lupa tapi yang saya ingat terjadi sekitar jam 10 malam di terminal depok sepulang saya latihan... (Teman seperjuangan MAGZ, Bapak Isan Aries Prasetya mungkin masih mengingat peristiwa ini.. Hi Bro....).
Pada saat itu saya di "palak" oleh 2 preman Terminal Depok, karena saya merasa bisa lari, saya berusaha lari menjauhi mereka tetapi apa yang terjadi setelah 5 langkah sudah ada 2 teman nya yang lain menjaga pintu keluar.... (Apeesss.........) ya sudah saya diem aja.....
Mereka sech intinya hanya ingin isi dompet saya... (padahal isi dompet juga gak seberapa... mahasiswa bow!).
Mereka menghampiri saya... dan mengunci saya dengan rear naked choke...
Melihat posisi agak sedikit menguntungkan saya langsung jongkok melancarkan pukulan ke arah kemaluan ke orang yang di depan dan membanting orang yang mengunci saya...
sepertinya memang dewi keberuntungan sedang berada di dekat saya setelah itu terjadi ternyata ada 2 orang personil Brimob yang ingin pulang melalui Terminal berteriak " Wooiiii", selamat lah saya untuk kesekian kali nya..........

Itu lah sekelumit Street Fight yang saya alami selama ini. Allah SWT memang mempunyai tujuan mengapa mahluk ciptaan nya selalu di temukan peristiwa semacam ini.
Sekarang sudah hampir 6 tahun berkerja di Bidang Keamanan, sampai sekarang pun masih walau berbeda Institusi... pengalaman dan juga Mixed Martial Art telah membantu saya survive bekerja di Conflict zone dan Hostile area...

Rabu, Maret 05, 2008

MAGZ (Martial Art Ground Zero)

Kabar bagus nih bagi yang ingin belajar MMA versi Militer (Full Body Contact)
MAGZ, buka class untuk yg berminat. Ada juga class untuk wanita dan anak-anak dengan versi yg beda tentunya....
bertempat di Kompleks DEPSOS, Bintaro. Setiap hari Selasa dan Jumat sore.

Bagi yang berminat silahkan hubungi blog ini
Atau hubungi David di nomor: 0812 9983858 atau Ais di nomor : 08999266138

No guts.. no glory....

Keluarga, IFL & TPIFC

Ini dia salah satu acara kegemaran saya setiap hari sabtu malam jam 8, IFL.
Untung istri dah mengerti hoby dan kegemaran saya jadi.. ya enak lah.... tapi yang disayangkan anak saya nih, cewek, baru berumur 15 bulan dah lihat acara kaya ginian.... gak bagus sech buat perkembangan sikap nya tapi... hebat nya dia dah bisa ngikutin gerakan ayah nya latihan dan terbiasa grappling ma ayah nya hahahaha....

Ok, kembali ke IFL.
Walau gak melihat pertandingan mereka yang tahun 2007 tapi saya sudah suka Tim Anacondas asuhanya Tom (lupa nama panjang nya), sebelum nya sama Bas Rutten. Suka karena komposisi Tim yang ok punya tapi klo untuk Tim dan skill individu saya suka dengan Tim PittBull asuhanya Renzo Gracie.... terutama dengan Wagnney Fabiano, skill nya ok banget....

Sayang nya di Indonesia sendiri, dahulu sempat ada TPI Fighting Championship tapi sekarang??? TPIFC salah satu acara yang selalu di tunggu-tunggu sudah tidak ada lagi??

Mudah-mudahan di Indonesia ada lagi.... I really hope that......

Awal mengenal Mixed Martial Art

Sudah hampir 9 tahun saya mengenal MMA, tapi untuk bela diri sendiri sudah saya kenal sejak saya berumur 1 tahun.
Lahir di kalangan suku Betawi (indigenous Jakarta), di klan "Bek", BEK adalah bodyguard asal Betawi yang di gunakan Kompenie (Belanda) untuk menjaga keluaganya dan rumah-rumahnya...
dari sana saya sudah mengenal BEKSI (Silat asal Betawi) dari keluarga - keluarga saya.
Lucu nya sampai saat ini pun saya belum pernah belajar Beksi karena menurut pendapat saya pribadi terlalu bertele-tele gerakan nya, ndak praktis!!.

Awal nya saya belajar beladiri Karate di SD kelas 3 sampai SD kelas 6, itu pun hanya sampai di sabuk coklat.
Menginjakan kaki di SMP saya mulai tertarik beladiri aliran lain, dan berlatih Kickboxing dan Thai Boxing.
dan berlanjut ke SMA saya mulai belajar Jujitsu sampai kuliah tingkat 4.
disana saya mulai sering mengikuti kejuaraan dan eksibisi antar kampus atau juga antar Dojo.
Pada saat itu lah saya mengenal "Gracie family" dari video-video yang saya dapat dari teman, dan dari sana lah pula saya mulai mengenal apa itu MIXED MARTIAL ART.

Mulai tahun 2000, dengan dibantu seorang teman yang juga hobby akan beladiri full body contact, kita mulai membentuk sistim beladiri dan aliran yang kita buat sendiri dengan mencampurnya dari aliran: Karate, Thai boxing, Brazilian Jujitsu, Judo dan Wrestling. Kita membuatnya sebisa mungkin applicable dengan Pertarungan Jalanan (Full Body Contact), kita menamakanya "STREET FIGHT MMA ACADEMY" (SFMA) dengan Tempat latihan awal Senayan, Pintu 11 setiap hari minggu. Kita gratiskan bagi semua yang mau ingin berlatih, sampai sekarang pun free!!.

Seiring jalan nya waktu, kita mulai berkeluarga dan bekerja SFMA pun pasang surut. Setelah banyak murid yang keluar masuk dan sulit nya kita mengatur jadwal, latihan pun sempat berhenti beberapa saat. Walau begitu, walau banyak waktu yang saya gunakan untuk bekerja, perkembangan SFMA pun tidak berhenti.

Mungkin suatu keberuntungan bagi saya juga bisa bekerja di sini, di salah satu INGO (International Non-Goverment Organization) saya bisa mendapat informasi dan juga kolega - kolega dari luar negeri, dari wilayah regional Asia Tenggara, Jepang, UK, Jerman, dan US
yang juga gemar akan MMA. Dari sana lah saya mulai mengembangkan SFMA dengan Krav Maga sampai sekarang.

Walau didukung fasilitas yang masih kurang memadai SFMA mempunyai tempat yang cukup representatif di wilayah Bintaro, tepatnya di Kompleks DEPSOS. Disana kita mulai kembali menarik peminat yang ingin mempelajari SFMA. Bagi yang berminat silahkan hubungi saya melalui blog ini.

Mulai tahun ini kita mulai berusaha bekerja sama dengan kolega saya di UK, Jerman dan Jepang
untuk dapat bertukar pikiran dan juga dapat mengikuti pertandingan eksibisi dimasing - masing negara... Insyalah.....