Penulis: Isan Aries Prasetya
Saya mengikuti kegiatan beladiri semenjak saya kelas 4SD.
Waktu itu saya mengikuti Latihan Karate sampai sabuk Kuning dan kemudian tertarik dengan TaeKwondo hanya sabuk putih…kemudian vakum sampai saya SMP kelas 2.
Saat itu saya tidak terlalu mendalami 1 beladiri, saya gampang bosan.
Namun suatu peristiwa yang terjadi membuat saya memahami betapa penting menguasai teknik beladiri. Suatu saat saya pulang dari rumah teman saya sambil membawa games “sega” yang saat itu sedang populer, mungkin karena tampang dan pembawaan saya gampang dipalak ( hehehe…) kejadian itu terulang lagi, saya kembali dipalak di Pasar Mayestik sekitar jam 8malam oleh 3 orang dewasa, sekitar 20-25th. Untungnya kali ini saya menguasai sedikit teknik beladiri yang pernah saya pelajari yang saya gunakan pada malam itu, hasilnya sega saya hancur berantakan karena saya gunakan sebagai alat pembelaan diri., bahu saya sebelah kanan agak bergeser Karena dipukul dengan batu-bata.
Perjuangan saya berhasil, tukang palak itu lari karena…teriakan seorang ibu yang melihat kejadian itu dan membuat semua pelaku kabur.
Dari kejadian itu saya mengerti bahwa kalau saya mau menjadi kuat berarti belajar Teknik Beladiri tidak boleh setengah-setengah.
Dan itu berlaku untuk semua hal, karena apabila kita mempelajari segala sesuatu dengan setengah-setengah, maka kita tidak dapat memahami segala sesuatu dengan sempurna.
Contoh:
Banyak orang dapat memperagakan/mempraktekan bentuk dari “Armbar”
Tapi sedikit orang yang mengetahui “ kapan kita akan melakukan, dimana kita akan melakukan, untuk apa kita melakukan, bagaimana cara kita melakukan dan apa akibat dari teknik tersebut…dsb”.
Isan Aries Prasetya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar